20 Des 2011

terkait aksi bakar diri mahasiswa UBK

http://regional.kompas.com/read/2011/12/14/19050139/Tidak.Mau.Ikut.Demo.Mahasiswa.ITB.Didemo
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/12/14/demo-solideritas-sondang-ricuh-kepala-kapolres-dilempar-batu
http://oase.kompas.com/read/2011/12/20/13200864/Sondang.Mati.yang.Hidup.dan.Hidup.yang.Mati
http://megapolitan.kompas.com/read/2011/12/20/13342265/Yayasan.UBK.Beri.Sondang.Gelar.Sarjana.Kehormatan


melihat berita berita tersebut, miris sekali rasanya. well, kita kehilangan satu tunas penerus bangsa dengan cara yang bisa disebut konyol. saya rasa hal ini seharusnya tidak terjadi. begini, dalam pemikiran saya,

ok, menurut berita berita yang ada, korban melakukan hal ini dikarenakan kecewa dengan keadaan dan pemerintahan Indonesia saat ini. Dia berharap dengan adanya aksi yang dilakukannya, keadaan bangsa ini akan berubah. Kecewa, mungkin wajar dan saya setuju. saya yakin hal ini juga dirasakan sebagian besar bangsa Indonesia dalam keadaan seperti saat ini. tapi apakah benar aksi yang dilakukannya? saya rasa tidak dan saya sangat tidak setuju.

mengapa? hidup dan kehidupan adalah anugrah sekaligus amanah yang diberikan Tuhan YME kepada kita sebagai umatNya. apakah pantas kita mengkhianati anugrah dan amanah Tuhan tersebut? apapun alasannya, kita sama sekali tidak berhak menghilangkan amanah sekaligus anugrah yang telah Tuhan berikan baik yang ada pada diri kita ataupun yang ada dalam diri orang lain.

selain itu, walaupun alasannya untuk mengubah keadaan bangsa, hal ini tetap tidak bisa dibenarkan. mahasiswa memang disebut agen perubahan. tapi bukan dengan cara yang seperti ini. cara seperti ini justru tidak menunjukkan tingkat intelegensi kita sebagai mahasiswa. bahkan mungkin justru menunjukkan pendeknya pemikiran yang seharusnya tidak terdapat pada mahasiswa yang bisa dikatakan telah dewasa.


pemerintahan, mungkin bila kita melihat dari luar, gampang saja kita melakukan penilaian. berkomentar ini itu. kita hanya menuntut, tanpa mau tahu bagaimana keadaan yang sesuai harapan dapat terwujud. padahal di sisi lain, pemerintah sudah bekerja keras memutar otak untuk menyelenggarakan pemerintahan yang sesuai harapan masyarakat. ya, memang belum maksimal dan belum terlihat hasilnya. tapi setidaknya hendaklah kita sedikit menghargai kerja keras mereka yang telah rela mengabdikan diri kepada negeri ini dan telah berjuang memutar otak untuk kemajuan bangsa ini.

yang perlu digarisbawahi, ini bukan untuk membela atau pembenaran pemerintah. saya pun bukan bagian dari pemerintah tersebut. saya hanya ingin mengatakan bahwa bila kita ingin perubahan untuk negeri ini, hendaknya kita tidak hanya berkomentar atau melakukan hal hal konyol tanpa kontribusi yang nyata. pemerintahan bukan hal mudah yang tatanannya bisa langsung berubah dengan adanya aksi aksi konyol. perlu ilmu dan kecakapan untuk kemudian masuk ke dalam sistem yang bisa memperbaiki sedikit demi sedikit keadaan yang ada.


menurut saya, sebagai agen perubahan yang bisa kita lakukan saat ini adalah membantu pemerintah untuk mewujudkan kondisi bangsa seperti yang diharapkan. karena kondisi tersebut tidak akan terwujud bila yang melakukan hanya pemerintah. membutuhkan 2 pihak yaitu pemerintah dan rakyat untuk terciptanya situasi tersebut. di samping itu tetap menuntut ilmu yang kelak bisa kita gunakan untuk berkontribusi dalam memperbaiki negeri ini.


yang tidak saya mengerti hingga saat ini, mengapa justru banyak aksi solidaritas, munculnya penghargaan, dan bahkan kelompok orang mahasiswa yang menunjukkan intelegensinya sebagai penerus bangsa dengan tidak ikut ikutan justru mendapatkan penghinaan sebegitu rupa. hal ini benar benar saya tidak bisa mengerti hingga detik ini.

saya jadi berpikir apakah sebegitu parahkah penurunan kemampuan berpikir penerus bangsa ini? hingga semua dipikirkan secara cepat, instant, dan tidak berpikir panjang samasekali. izin minta maaf apabila ada pihak yang tersinggung dengan tulisan saya ini, karena hingga saat ini pun saya samasekali belum menemukan pembenaran tentang aksi ini dilihat dari sudut manapun, sehingga saya pikir pembelaan pembelaan yang ada untuk aksi ini ya tidak meaning dan justru menurunkan anggapan orang orang terhadap cara berpikir mahasiswa yang cerdas.


12 Okt 2011

ribet = lebih banyak berguna untuk orang lain

tahu ngga...selama ini itu aku sukaa bingung. kalau lagi ribet sama urusan organisasi kampus mana belum belajar. pengin banget rasanya pergi ke pedesaan yang sunyi, hanya ada kesejukan, kesegaran, dan kedamaian serta bertaburan keramah tamahan warganya. setelah itu aku akan berpikiran kalau nanti aku sudah bekerja, pasti akan ribet banget. terus aku stres dan cuma berkutat dengan tugas, buku, kertas, bolpen dan deadline. sungguh menyebalkan.

akhirnya aku akan berpikiran, mungkin lebih baik aku tinggal di desa, jadi ibu rumah tangga, tidak perlu mikir yang ribet ribet hanya berpikir untuk keluarga dan makan besok hari. sepertinya akan lebih menenangkan dan menyenangkan. penuh dengan kehangatan di setiap sudut rumah.

tapi hari ini aku baru berpikir. aku ingat kata kata ini" kalau hidup tidak untuk membantu orang lain, lantas mau ngapain?"

nah dari situ tuh, aku inget pikiran pikiranku kemarint entang di kota dan di desa. memang di desa aku akan mendapatkan kebahagiaan. ya tapi, itu hanya untuk aku dan keluargaku. tapi yang bisa aku lakukan untuk orang lain? yang bisa aku lakukan untuk mengabdi pada bangsa ini? NOTHING. sedangkan kalau aku tinggal di kota, yang mungkin memang aku akan lebih ribet, lebih pusing, waktu untuk keluarga tidak sebanyak di desa, tapi dengan di kota aku bisa berbuat lebih banyak untuk orang lain, untuk bangsaku, dan tentunya dengan tetap meluangkan waktu untuk keluargaku.

dan kemudian aku teringat pesan pak joko wi(walikota solo) pengabdian tidak boleh diboncengin dengan suatu kepentinganpun. hanya ikhlas yang boleh ada. kalu itu bisa dilakukan, maka kepuasan dan ketenangan yang kita dapatkan.

itu selalu terngiang2 dalam telingaku. memang setiap perjuangan itu membutuhkan pengorbanan. dan ketika perjuangan itu berhasil, bangsa ini akan menjadi sebuah bangsa besar yang makmur sejahtera. saat masa itu terjadi rakyat akan menyongsongnya dengan penuh suka cita. aku berharap aku berkesempatan untuk melihat itu terjadi. untuk mewujudkannya, aku sudah siap menjadi abdi negara yang mengabdi sepenuh hati tanpa diboncengi suatu kepentingan apapun dan hanya ada ikhlas. semoga Allah selalu membukakan jalan untuk kesejahteraan bangsaku..amin...

9 Okt 2011

Was woman born for her country?

Teman, sudah lama sekali rasanya kita tidak bertemu,,tapi tahukah kau, kalau hingga saat ini kau termasuk salah satu bagian dari ‘lapisan pelindung bumi’ yang sering muncul dalam pikiranku?

Kau tahu kenapa? Selama 3 tahun kita ditempa bersama, kemudian di tahun kedua kita berada di kelas yang sama, banyak memori yang telah terukir. Namun, hingga sekarang , hanya ada satu hal yang selalu kuingat darimu dan selalu mengganjal di pikiranku. Ya, selain menjadi tukang pos mu tentunya. J

Begini, aku sangat ingat betul suatu hari kita pernah satu kelompok dalam membuat tugas bahasa Indonesia. Dan kau mengatakan padaku “ A man was born not for himself but for his country.” Kata katamu itu selalu terngiang di telingaku. saat kau memperdengarkannya kepadaku untuk pertama kalinya itulah yang terekam jelas dalam otakku. Tahun kedua pun berlalu menginjak tahun ketiga. Hingga kemudian kita lulus dan menjadi alumni. Sebagai alumni sudah menginjak tahun kedua, namun kata kata itu tetap terpatri kuat dalam ingatanku. Bahkan sekarang ditambah dengan munculnya pertanyaan, if I am a wowan, was I born for my country? Was woman born for her country?

Kalau jawabanmu bukan, pertanyaanku, bukankah selama 3 tahun kita semuanya tidak melihat itu putra ataupun putri semua berjanji untuk mengabdikan diri kepada bangsa ini? Bukankah jika perempuan tidak dilahirkan untuk negaranya seharusnya sekolah kita tidak menerima perempuan karena di sekolah kita penuh dengan janji janji pengabdian kepada Negara?

Kalau jawabanmu iya, pertanyaanku bagaimana agar kami bisa melakoni peran kami sebagai istri secara sempurna dan sekaligus sebagai pengabdi bangsa seutuhnya dilihat dari sudut pandangmu sebagai seorang laki laki karena banyak laki laki yang beranggapan bahwa wanita hanya untuk suami dan keluarganya?

Andai kita bisa bertatap muka mungkin kita akan bisa berdiskusi panjang lebar, seperti dulu kamu suka cerita panjang lebar kali ya.. J

Kalau menurutku sendiri, aku sangat setuju dan hatiku paling dalam pun akan berkata IYA. Kenapa? Aku sudah sangat mencintai negeri ini. Apapun yang orang lain bilang, walaupun banyak hal negative yang terdengar, aku tidak peduli. Justru saat ini aku menganggap bahwa negaraku sedang sakit dan membutuhkanku untuk ikut membantu menyembuhkannya. Terlebih lagi di saat orang lain bertanya tanya apa yang sudah Negara ini berikan untuknya, aku sudah menerima banyak hal dari Negara ini,justru aku lah yang belum memberikan apapun untuk Negara tercinta ini, sesungguhnya aku sangat malu, kawan… Belum lagi atas sumpah dan janji kita selama 3 tahun belajar. Menurutku janji adalah hutang yang wajib dibayar dan kita tidak bisa memungkiri itu.

Sudah banyak rencana yang terpikir untuk pengabdian kepada negeri ini. Aku hanya bisa berharap kelak setidaknya akan mendapatkan pendamping hidup yang juga mencintai bangsa ini, dan paling tidak mempunyai pandangan kurang lebih seperti pandanganmu untuk bangsa ini, jadi bisa meridhoiku untuk mewujudkan cita citaku mengabdikan diri untuk bangsaku tercinta ini…

Kawan, terimakasih juga kuucapkan kepadamu atas kata kata yang kau jadikan motto hidup itu. Karena dengan adanya kata2mu mengganjal di pikiranku, tanpa kusadari semakin hari semakin bertambahlah cintaku pada negeri ini,,thanks bro… J

30 Jul 2011

ga selamanya ultah di sekolah menyebalkan

selama 18 saya ga pernah yang namanya ngrasain ultah di sekolah bareng temen temen. setiap saya ultah selalu bertepatan dengan libur sekolah. saya hanya bisa melihat bagaimana temen temen saya ultah di sekolah dikerjain habis habisan dan kayaknya menderita banget. dari situ saya menyimpulkan ultah di sekolah itu menyebalkan dan saya sangat bersyukur setiap saya ultah saya pas liburan ya walaupun dalam hati sebenernya kadang ada keinginan untuk merasakan ultah di sekolah juga bersama teman teman. tapi setiap saya melihat teman saya yang dikerjain lagi, saya buang keinginan itu jauh jauh, dan saya merasa jadi orang yang paling beruntung karena selalu ultah di tengah keluarga yang hangat dan sangat menyayangi saya. walaupun tidak pernah merasakan ulang tahun yang dirayakan besar besaran, doa dan kado pemberian bapak ibuk selama ini sudah lebih dari cukup buat saya.

tapi ulang tahun ke 19 saya ini berbeda dari ulang tahun ulang tahun saya sebelumnya. dua minggu sebelum saya ulang tahun bahkan orang orang terdekat saya, teman kelas dan teman staf departemen bem kampus selalu setiap ktemu ngingetin tentang ultah saya ..saya benar benar heran dan tidak menyangka mereka seperhatian itu kepada saya.

hari pertama di minggu saya ultah, anak anak sekelas sudah rame nyebut nyebut ultah saya, esok harinya. di hari H nya, saya terlambat masuk kelas. ketika pintu kelas saya buka, teman teman ramai menyindir saya dan memberitahukan kepada pak dosen bahwa saya hari itu ulng tahun,walhasil alhamdulillah saya dapat doa dari pak dosen dan ucapan dari teman teman,maybe for the other one,it's just an usual thing, but for me,it's a great thing for me because it's the first in my life. di makul selanjutnya, teman teman melakukan hal yang sama,mengatakan kepada pak dosen kalau saya ulang tahun. tapi pak dosen yang satu ini justru lebih untuk ngerjain saya, beliau menyuruh saya menyanyi atau pidato di depan tapi saya menolaknya...habis saya pikir ga penting banget sih,hheee....,,,oke,,dan akhirnya saya pulang kuliah, pulang kuliah pun teman teman yang searah pulangnya dengan saya mengiring saya dan mengatakan bahwa saya ulang tahun kepada setiap orang yang lewat,,sumpah,yang ini konyol banget dan saya sangat malu dibuatnya. well, saya pikir sudah selesai dan saatnya serius karena saya harus rapat. tapi ternyata di tengah tengah rapat lagi lagi saya mendapat surprise..... 2 dari teman staff departemen tiba tiba menghilang ketika jeda rapat, dan ketika rapat dimulai lagi mereka tak kunjung datang juga, tapi tiba tiba mereka datang dengan membawa kue ulang tahun dengan lilin di atasnya.....really sweet moment I think,,,,lagi lagi ini juga hal biasa tapi luar biasa bagi saya karena ini juga pertama kalinya dalam hidup saya, saya dibawakan kue sebagai surprise,,biasanya saya ikut membantu ibu membuat kue ulang tahun untuk saya dan biasanya saya yang stand by pertama kali di depan kue...,,mungkin kalau bukan karena malu sama yang lain, saya sudah menangis saat itu juga tapi untungnya saya bisa tahan, jadi ga malu maluin,,hhee..,,,habis itu qt makan makan,,,kenyangg yang pasti,, :D pulang rapat sudah malam,,,saya kira teman teman kosan sudah tidur atau sedang belajar,,,tapi ternyata,,,lagi lagi saya dapat surprise..... buka pintu kos,lampu langsung mati dan ketika pintu berhasil dibuka,,,lagu happy birthday ramai dikumandangkan saudara2ku tersayang di depanku.....dan juga lagi lagi it's the first time in my life.....thanks to my lovely sisters.. :)

hari itupun berakhir dan saya masuk ke kamar. sungguh benar benar hari yang indah.thanks to Allah dan all of my friends for that day. benar benar akan menjadi ulang tahunku yang tak terlupakan. ternyata ga selamanya, ulang tahun di sekolah itu menyebalkan. buktinya justru ulang tahunku pertama di sekolah mendapat banyak sekali surprise yang indah.. :D :) hanya satu kekurangan hari itu, saya tidak bisa berbagi kebahagiaan dengan bapak,ibu, dan adik2ku tercinta....

tapi ternyata kebahagiaan untuk saya di minggu itu belum berakhir....di week end nya saya juga merasakan shooting untuk pertama kalinya di salah satu stasiun televisi bersama teman saya...dan juga jalan jalan bersama my lovely sister as girls di pameran buku seharian plus ngrasain lagi jajan di pinggir jalan,,,,,really really unforgettable moment in my life,,,my 19th birthday......thanks to Allah for this grace.... :)


21 Mei 2011

hidup itu adalah seperti apa kita menyikapi

ya... hidup...seringkali kita berpikir kalau hidup kita terlalu mudah dan lurus tapi tidak jarang juga kita berpikir kalau hidup itu adalah berat sekali beban yang dipikul....

naamun kawan sebenarnya mau seperti apa hidup kita, kita pula lah yang menentukan.

kalau kita menganggap hidup ini mudah, maka ia akan mudah dengan sendirinya, begitu pula kalau kita menganggap hidup ini berat, ia dengan sendirinya pula akan menjadi berat.

sebagai contoh, kita selalu berpikir positif...menghadapi hidup dengan senyuman dan kita percaya bahwa setiap masalah yang ada hanyalah secuil masalah yang Allah berikan kepada hambaNya untuk sedikit menguji kesetiaan hambaNya dan tentunya Dia tidak menurunkan masalah sendirian melainkan bersama dengan jalan keluarnya, apabila sudah seperti itu kawan, hidup ini akan terasa ringan, alunan rasa syukur selalu mengalir kehadiratNya dan hidup ini adalah nikama terbesar yang Allah berikan kepada kita, rasanya sangat indahhhhh sekali......
seberat apapun masalah yang kita hadapi tidak akan membuat kita berputus asa dan bersedih.....

akan beda ceritanya kalau kita selalu menganggap hidup ini penuh dengan beban. seikit masalah yang timbul saja sudah membuat kita mengeluh bahkan tak jarang orang orang sekitar kita terkena imbasnya padahal mereka samasekali tidak tahu masalah apa yang sedang kita hadapi. setiap hari penuh dengan keluhan dan penyesalan. hidup pun rasanya merupakan suatu yang rasanya akan lebih beruntung kalau kita tidak menjalaninya. orang orang sekitar juga menjauh karena tidak ingin terkena imbas kekesalan kita. hidup menjadi sangat suram. dan kita samasekali tidak bisa ikhlas menjalaninya apalagi untuk menikmatinya. yang bisa bisa kita lupa tujuan awal dan utama kita diciptakan. naudzubillah......

untuk itu kawan..hendaklah kita selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, dan selalu menghadapi hidup dengan senyuman. karena dengan senyum selain membuat hati kita juga senang sebenarnya kita juga menebar kebahagiaan kepada orang lain.....

membahagiakan orang lain itu ibadah lho...jadi mari kita tersenyum.. :)

7 Mei 2011

dua jam yang sangat berharga..

hampir sembilan belas tahun sudah menghirup udara di dunia ini...banyak sekali nikmat yang telah dianugrahkan Tuhan kepadaku. mulai dari hal hal yang mungkin sering tak kita sadari hingga hal hal yang really wonderful in my life.....tapi keluhan, keinginan untuk mendapatkan lebih dan lebih lagi selalu mengiringi langkah langkahku hari demi hari....

bersyukur. kata itu sangat sering masuk ke dalam telinga namun hanya mampir sebentar saja dalam hati ini dan tidak pernah mau menempel agak lama walau hanya sedikit saja....

cerita tentang keadaan sekitar, cerita memilukan, cerita orang orang yang tidak seberuntung kita, hanya mampu mengetuk hati ini saat itu saja,sedangkan selebihnya....ya...akan kembali mengeluh...mengeluh...dan mengeluh menuntut kesempurnaan nikmat....*mungkin karena itulah sifat dasar manusia...tidak pernah merasa cukup....

tapi dua jam pada hari Sabtu, 7 Mei 2011 @Yayasan Sayap Ibu Bintaro... ternyata mampu membuat kata "bersyukur" lebih merekat dalam hati....

bagaimana tidak.....segala sesuatu tentang orang orang yang kurang beruntung yang awalnya hanya aku dengar dari mulut ke mulut,dari tulisan, dari berita,dari foto........pada hari itu mataku sungguh melihat secara langsung, tanganku menyentuh dan membelainya, hatiku merasakan, telingaku mendengarnya dengan jelas, aku sungguh sungguh berinteraksi secara langsung....

ya....adek adek yang seharusnya masih mempunyai masa depan yang panjang, untuk hidupnya saat ini saja mereka harus berjuang keras dengan segala kekurangan mereka.

beberapa adek menderita cerebral palsy, kelumpuhan otak yang membuat mereka tidak bisa untuk berkomunikasi, bahkan untuk bangun dari tempat tidurnya saja mereka tidak mampu. ada juga yang selain menderita cerebral palsy,ia juga mengalami penyempitan saluran pernafasan. tiap hembusan nafasnya mengeluarkan bunyi yang akan membuat kita bertambah miris.

hidrosefalus.yang terus terbayang dalam benak saya adalah Berty,berusia 8 tahun yang pada awalnya saya mengira bahwa dia masih balita. kepalanya sudah sangat besar. bahkan untuk sedikit menggerakkan atau mengangkat kepalanya saja dia tak mampu. ketika saya tanya kepada perawat apakah tidak bisa dioperasi, perawat menjawab tidak bisa karena bagian kepalanya masih banyak yang lunak seperti bayi. sungguh sangat sedih mendengarnya...

microsefalus. adek adek yang menderita penyakit ini badannya mengalami pertumbuhan secara normal namun bagian kepalanya tetap kecil tanpa mengalami pertumbuhan..

autis. yang masih melekat dalam ingatan saya ada 2 adek yang menderita autis. yang satu cewek sangat hiperaktif tapi dia juga cantik...gerakannya lincah dan semangat sekali namun dia seperti berada di dunianya sendiri. untuk bisa berjabat tangan dengannya saja harus menunggu agak lama hingga dia menyadarinya dan setelah itu dia kembali tenggelam dalam dunianya lagi. yang kedua, dy cowok. tatapan matanya tajam. ketika saya datang menghampirinya, tatapan matanya yang tajam itu langsung menyambut saya dan dy lama sekali tidak melepaskan pandangannya sampai sampai saya sempat merasa takut. tapi rasa sayang menutupi takut itu....saya balas pandangan itu dengan tatapan hangat dan sayang hingga akhirnya dia mau mengulurkan tangannya untuk memegang tangan saya..

downsyndrom. penderita mengalami keterbelakangan pertumbuhan mental dan fisik.

ada juga lumpuh layuh, mereka hanya bisa terbaring dan dengan rutin menjalani terapi untuk perawatan namun bukan untuk penyembuhan. karena kebanyakan anggota panti mengalami cacat permanen..

yang saya tidak habis pikir, dalam wajah mereka tersungging senyum yang tulus dan seakan akan mereka berkata"kami tidak apa2 kak, kami baik baik saja. lihatlah kami, kami masih bisa tersenyum." tidak ada keluhn yang kami lihat ada pada mereka.

hati terasa tercabik cabik melihatnya, malu langsung menggelayuti diri ini. lalu....selama ini...sbnarnya apa yang kurang dari nikmat Allah sehingga untuk bersyukur saja lupa dan keluhan selalu keluar dari bibir ini. astagfirullah...

di lain sisi, pikiran saya kemudian melayang...dimana orang tua mereka???apa mereka tidak sadar dengan anugrah Tuhan berupa anak yang luar biasa yang diberikan kepada mereka meski dengan segala kekurangannya??

pertanyaan pun kemudian terlontar kepada mbak mbak perawat,"kemana orang tua mereka,mbak?" dan sungguh mengejutkan. hati saya harus menerima cabikan yang lebih menyakitkan mendengar jawaban mbak perawat.

"mereka umumnya dianggap aib. ada yang kami temukan di tol, ditinggal di taksi,ditinggal di rumah sakit, atau diantar langsung oleh orang tuanya dan orang tuanya itu mengatakan bahwa anaknya adalah aib keluarga, bahkan ada juga yang kami temukan di pemakaman umum dengan keadaan mata telah dikerubungi semut.." Astagfirullah......

seakan akan tangis ingin sekali meledak mendengar semua itu, namun tertahan semua di pelupuk mata. bagaimana bisa tangisku pecah kalau aku mengingat senyum wajah adek adek yang tanpa dosa itu, mengingat mbak mbak perawat yang dengan ikhlas dan sabar merawat mereka.....kalau tangisku meledak pasti tidak akan lagi kulihat senyuman senyuman manis itu...

speechless. hanya itu. hanya itu yang saya rasakan saat itu. dan sekarang saya hanya bisa berkata, "sabar ya adek adekku sayang......walaupun orang tua kalian tidak menerima kalian, masih banyak orang orang yang sayang kalian, dan percayalah Allah tidak akan memberikan sesuatu yang tidak seimbang....kalau kalian mempunyai kekurangan yang lebih dari kami, pastinya Allah juga memberikan kelebihan yang lebih juga pada kalian......semangat ya adek adekku sayang... :D "

meski hanya dua jam,,,tapi sungguh pelajaran yang luar biasa....

15 Apr 2011

koran sebagai penyalur aspirasi pemuda untuk perubahan

Satu pemuda dapat mengubah sebuah negara, berikan saya 10 pemuda – maka saya bersama mereka akan mengubah dunia. Karena pemuda memiliki kreativitas, semangat, dan ketidakpuasan yang tak terkalahkan dan berfungsi sebagai faktor revolusi seluruh dunia,” – Soekarno (Presiden Negara Republik Indonesia Pertama)

Koran. Mungkin kita sudah akrab dengan media cetak yang satu ini. Namun, di dalam pikiran kita pasti kemudian terbersit bahwa media cetak yang satu ini sudah ketinggalan zaman atau kuno. Di tengah aktivitas kita yang sangat banyak setiap harinya tentu membaca koran sebuah hal yang sulit dilakukan karena membutuhkan banyak waktu. Kemudian kita akan lebih memilih televisi yang tidak membutuhkan banyak waktu.

Namun apakah ada yang menyangka bahwa antara koran dan televisi adalah tidak sama? Dengan koran, kita akan lebih banyak berpikir dan mencerna sebuah permasalahan dengan logika kita, karena di sini kita hanya dihadapkan dengan tulisan dan kemudian pikiranlah yang akan mencernanya sehingga pada akhirnya kita lebih objektif dalam menilai berita yang disampaikan. Sedangkan bila kita melihat televisi, pasti kita akan melihat tayangan tayangan yang membuat emosi kita lebih cepat dalam mengambil respon daripada pikiran kita. Akibatnya penilaian kita menjadi subjektif.

Padahal kita sebagai pemuda yang diharapkan dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik perlu memandang suatu permasalahan dengan objektif dan tidak mengedepankan emosi. Di sinilah koran turut andil sebagai suatu instrument bagi para pemuda terutama mahasiswa, para agen perubahan. Tidak hanya sebagai penyalur berita untuk masyarakat luas namun juga menjadi sarana untuk menyalurkan aspirasi, opini, dan pemikiran untuk masa depan yang lebih baik.

Sayangnya karena globalisasi dan kemajuan teknologi, pemuda pemuda yang diharapkan dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik sekarang justru menambah masalah negeri ini dengan meluasnya pergaulan bebas, game dan teknologi yang tidak mendidik yang malah memupuk individualisme, serta hal hal lain yang dilakukan para pemuda yang sama sekali tidak membawa perubahan sedikitpun untuk menjadi lebih baik.

Di sisi lain, antusiasme pemuda terutama mahasiswa dalam menggunakan koran sebagai sarana penyaluran opini, aspirasi, dan pemikiran masih sangat rendah. Hal ini tidak saya pungkiri, bahkan saya pun belum pernah menggunakan koran untuk penyaluran opini tersebut sekalipun.

Menurut saya, ini bukan masalah kemampuan tetapi masalah minat. Adanya teknologi baru yang lebih menarik minat mahasiswa dan era globalisasi telah menggeser koran di mata para mahasiswa. Sedangkan bila di lihat dari segi kemampuan, kemampuan mahasiswa dalam beropini tidak dapat diremehkan.

Di antara pemuda pemuda yang justru memperparah kebobrokan bangsa, masih banyak pemuda terutama dari kalangan mahasiswa yang peduli terhadap keadaan bangsa ini. Mereka membentuk suatu perkumpulan kemudian dengan rutin mendiskusikan permasalahan bangsa yang terjadi. Contohnya saja yang saya ketahui adalah Majelis Remaja Indonesia. Namun memang mereka tidak menggunakan koran sebagai media penyaluran ide melainkan facebook. Bahkan tidak hanya yang berada di dalam negeri.di luar negeri pun, Menurut salah seorang teman saya yang belajar di Erasmus Universiteit Rotterdam, di kota Rotterdam ada sebuah Perhimpunan Pelajar Indonesia yang sebulan sekali melakukan diskusi akademis mengenai masalah masalah yang terutama berkaitan dengan Indonesia dengan nama Indonesian Scholars Gathering.

Opini opini mereka tidak memandang pehimpunan itu di dalam atau di luar negeri intinya adalah sama yaitu untuk kemajuan bangsa. Dan opini opini yang ada adalah sangat luar biasa dan inspiratif untuk tercapainya kemajuan bangsa. Akan tetapi opini mereka belum banyak mengubah keadaan karena hanya kalangan kalangan tertentu saja yang mengetahui aspirasi atau opini mereka yang sangat luar biasa tersebut. Akan berbeda apabila mereka menggunakan koran sebagai sarana penyaluran. Tentunya semua kalangan masyarakat akan mengetahui dan kemudian akan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar untuk perubahan yang lebih baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa para pemuda khususnya kalangan mahasiswa sebenarnya mampu beropini bahkan dapat dikatakan lebih dari mampu. Karena alasan kemajuan teknologilah, kontribusi mereka dalam beropini dalam koran masih sangat minim. Sebab opini opini mereka yang luar biasa, mereka salurkan melalui media yang lain yang lebih maju. Namun melihat fungsi koran yang dapat dijangkau oleh semua kalangan serta kemampuannya untuk mendorong pembaca lebih objektif dalam menilai suatu peristiwa, menurut saya penyaluran opini mahasiswa melalui koran perlu untuk lebih ditingkatkan agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perubahan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Seluruhnya dalam tulisan ini adalah opini saya berdasarkan kenyataan yang saya amati selama ini..